Waspada Tipu Daya Sindikat

dedihumas bnn

9 years ago

post-19
post-19

Di suatu siang, penulis sempat tertegun sejenak ketika mendengar kesaksian dua perempuan yang terjebak sindikat narkoba. Perempuan pertama, sebut saja namanya Fulanah (bukan nama sebenarnya), seorang ibu muda yang nekat harus mencari uang dengan mudah untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya.

Sembari sesekali menyeka air matanya karena ia teringat pada malaikat kecilnya (puteri-red) yang tak kunjung ia bisa temui hingga saat ini. Kepada penulis ia bercerita betapa beratnya jalan hidup yang harus ia jalani.

Ia mengatakan saat-saat yang begitu pahit ketika harus berpisah dengan anaknya yang tinggal bersama mantan suaminya. Sejak saat itu, ia kabur ke ibu kota untuk mencukupi kebutuhannya. Beragam pekerjaan ia lakukan, dari mulai dari buruh cuci dan nyetrika hingga menjadi penonton bayaran di sebuah acara.

Semua ia lakukan untuk mendapatkan uang agar bisa kembali ke Kupang untuk kembali bersua dengan sang puteri. Jalan hidupnya yang tadinya positif meski dengan penghasilan yang defisit, berubah tatkala kenal dengan seorang pria asing yang ngakunya banyak duit.

Singkat cerita, kisah di antara keduanya semakin terjalin rapih. Fulanah selalu mendapatkan uang ketika ia memang membutuhkannya. Dalam hubungannya, ia mengaku tak pernah mendapatkan timbal balik yang macam-macam dari sang pasangan asingnya yang berkulit hitam ini.

Semua mengalir begitu saja, namun pada satu titik, si pria Nigeria ini meminta dirinya untuk melakukan sesuatu. Tawaran uangnya begitu menggiurkan, hingga ia tak kuasa untuk menolaknya. Apa yang lakukan hanya demi bisa bertemu sang buah hati yang masih terpisah nun jauh di sana.

Tugasnya cukup sederhana, ia diminta menyewa sebuah mobil lalu mengambil paket yang sudah disiapkan di sebuah perusahaan jasa titipan. Setelah itu, barang disimpan sejenak lalu ada orang lain yang akan mengambilnya. Mudah pikirnya, dan uangnya sangat besar.

Namun, kejahatan yang tersusun rapi ini tak berjalan mulus, karena saat setelah menerima paket tersebut, petugas BNN sudah mengintainya dan pada akhirnya mengamankannya. Dalam paket yang ia bawa, tersimpan beberapa kilogram sabu. Jantungnya berdegup kencang, dan ia tak tahu apa yang akan dilakukan, karena ia kini berurusan dengan hukum yang begitu beratnya.  

Masalah ekonomi selalu menjadi alasan di balik sebuah kasus narkoba yang melibatkan para kaum perempuan. Namun anehnya, ada satu hal yang membuat kita sebagai masyarakat terkaget-kaget. Terjerat sindikat, karena faktor cinta yang begitu kuat.

Sebelum menutup pembicaraannya, ia terbata-bata mengucapkan betapa ia sangat menyesali apa yang sudah ia jalani. Ia masih berharap dapat bersua dengan anaknya dan meluapkan rasa rindunya yang begitu mengendap lama.

Karena Cinta Jadi Terlibat Narkoba

Sedangkan, seorang perempuan lainnya yang berbincang dengan penulis, sebut saja fulani (bukan nama sebenarnya juga), mengaku jatuh hati sejatuh-jatuhnya sehingga nekad berhubungan terlarang dengan seorang sindikat narkoba.

Kepada penulis, ia menuturkan bagaimana besarnya cinta pada pria asing, padahal saat itu ia masih memiliki suami. Berawal dari seringnya menggunakan aplikasi kencan online via telepon pintarnya, Fulani akhirnya kenal dengan seorang pria Nigeria yang ia anggap begitu baik dan elegan.

Saat penulis bertanya, “Mba emangnya apa yang membuat Anda tertarik berhubungan dengan pria Nigeria”? maka kalimat pertama yang meluncur dari mulutnya adalah, “Dia bisa membuat saya seperti ratu”. Fulani mengaku baru kali pertama dalam hidupnya diperlakukan seperti ratu. Inilah yang membuat Fulani jatuh cinta berjuta rasa hingga ia nekat melakukan pertemuan diam-diam dengannya tanpa sepengetahuan sang suami.

Sempat juga terlontar kalimat yang cukup menggelitik dari sang perempuan ini. Dengan lugunya, sang perempuan menjawab, “bibirnya membuat saya terpana”. Saking cintanya, bahkan Fulani yang justru mencukupi sejumlah kebutuhan si pria Nigeria ini.

Seringkali si pria asing ini mengaku kehabisan uang sehingga membuat iba dirinya. Tanpa banyak berpikir, malah Fulani memberikan sejumlah uang pada si Nigeria ini agar bisa makan atau mencukupi kebutuhan lainnya.

Tanpa disadari, si pria asing ini malah justru merepotkan. Namun, cinta yang begitu kuat membuat matanya terpejam dan tak menghiraukan kiri dan kanan. Semakin lama hubungan mereka semakin mendalam hingga keluar dari norma-norma kehidupan.

Pada suatu hari, si pria Nigeria ini meminta dirinya untuk melakukan sesuatu. Ia meminta agar dirinya mengambil paket berisi tas perempuan di sebuah perusahaan jasa titipan. Sempat ragu dan terpikir hal buruk akan terjadi. Sempat pula ia menanyakan, apakah itu narkoba. Tapi dasar sudah bebal, penjelasan si pria Nigeria yang begitu meyakinkan, akhirnya meluluhkan hatinya dan pada akhirnya ia mengambil paket tersebut.

Naas, beberapa saat setelah paket itu ia ambil, saat itu pulalah ia harus segera mengubur harapannya untuk terus menghidup udara bebas di luar sana, karena ia ditangkap aparat BNN dan harus menjalani pemeriksaan.

Ketika ditanyakan apa yang dijanjikan dengan apa yang ia lakukan, sang perempuan menjawab bahwa ia tidak dijanjikan apa-apa. Cinta butanya lah yang membuatnya menjadi menderita seperti sekarang.

sDi akhir testimoninya, terluncur kata-kata dari perempuan beranak dua ini agar perempuan Indonesia lainnya jangan mudah dirayu dan dijebak seperti dirinya. Dari kasus pertama ini, sang perempuan menyangkal ekonomi menjadi alasan dirinya terlibat dalam peredaran narkoba ini. Bisa jadi, memang cinta telah membutakan logikanya.

Ibu Rumah Tangga Edarkan Narkoba

Usai berbincang-bincang dengan kedua perempuan kurir narkoba di atas, penulis membaca di media tentang kasus narkoba yang melibatkan seorang ibu rumah tangga. Pikir penulis,segitu banyaknya perempuan Indonesia yang terjerat narkoba.

Setelah membaca sekilas, penulis menyimpulkan himpitan ekonomi seringkali menjadi pemicu bagi seseorang mengambil jalan pintas untuk mencari uang tanpa mengenal batas.

Seorang ibu rumah tangga nekat membawa narkoba dengan upah menggiurkan. ST (34), kini harus berurusan dengan hukum karena kedapatan menyelundupkan sabu seberat 1 kg di Balikpapan, di awal Agustus ini.  Ia diamankan di sekitar Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.

Saat diberondong pertanyaan, ST duduk terdiam seribu bahasa. Perlahan, dari bibirnya terlontar pengakuan bahwa ia rela dibayar Rp 20 juta jika bersedia membawa narkoba. Dalam aksinya kali ini, ia menyelundupkan narkoba dalam pakaian dalam bagian atas dan bawah.

Dikutip dari portal media setempat, ibu satu anak ini berperan sebagai kurir dalam jaringan pengedar narkoba. Ditambahkan, bahwa keterlibatan ST dalam jaringan ini karena perekonomian yang sulit sejak ia ditinggalkan sang suami.

Menurut catatan petugas, ST diketahui telah beberapa kali berpetulang ke berbagai daerah di Indonesia, seperti, Jakarta, Balikpapan, Makassar dan juga Bali.

Dari seluruh highlight di atas, seluruh elemen bangsa ini sudah harus mulai getol mengingatkan pada masyarakat bahwa ancaman sindikat itu bisa menjerat siapa saja, terutama para perempuan. Mereka (sindikat Afrika) ternyata tak hanya menarget perempuan miskin, karena buktinya sekitar sebulan silam, seorang perempuan dengan karir cemerlang juga bisa dibuat mabuk kepayang dan akhirnya terlibat peredaran narkoba. Mereka menebar cinta palsu, untuk merekrut kurir-kurir yang akan mengantar sabu. Waspadalah....

Komentar Anda

Belum ada Komentar

Login untuk mengirim komentar, atau Daftar untuk membuat akun, gratis dan proses nya hanya 2 menit.