Menghidupkan Obrolan Anti Narkoba di Level Bawah

dedihumas bnn

9 years ago

post-19
post-19

Narkoba selalu jadi sumber pemberitaan setiap harinya. Sobat dedihumas bisa melihat sendiri baik di website atau di surat kabar, maka selalu ada berita narkoba yang menghiasi rubriknya. Namun tak banyak masyarakat yang begitu peduli. Faktanya memang demikian, penulis pernah beberapa kali membuka obrolan masalah narkoba di level bawah, seperti di pos ronda atau di warung kopi. Masih banyak lho yang gak tau apa itu rehabilitasi, masih ada juga yang gak tau apa itu sabu atau ekstasi.

Meski ini bukan hasil riset yang empiris dan mewakili sebuah populasi, namun memang kita sebagai masyarakat harus setidaknya memberikan peran dalam perang melawan narkoba ini dengan cara kita masing-masing.

Sebagai warga negara yang baik, kita pasti harus pahami dan laksanakan apa yang menjadi arahan dari Presiden kita Pak Jokowi. Ia menyampaikan dengan tegas lho, pada saat puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) Juni lalu di istana.

Semua masyarakat ya, pastinya harus turut serta menjadi mitra pemerintah dalam rangka menangkal ancaman narkoba. Ketika dalam sebuah perbincangan hangat di pos ronda, waktu itu ada seorang yang nyeletuk, masyarakat bisa apa?

Jangan salah ya sobat dedihumas, masyarakat itu punya peran yang sangat besar untuk melawan narkoba. Gini deh, sebuah masyarakat yang peduli dengan ancaman sindikat akan selalu waspada dan merapatkan barisannya di dalam sebuah lingkungan.

Pengawasannya akan ketat, tak gampang orang asing masuk untuk wara wiri. Jika pengawasannya ketat, maka orang sembarangan pun tak akan gampang menyewa rumah atau kos dengan seenaknya.

Jika ini sudah dijalankan masyarakat, penulis yakin bandar tidak akan berani untuk masuki kawasan yang kebal seperti itu. Agar bisa jadi masyarakat model kaya gitu ya anggota masyarakatnya harus rajin menghembuskan opini-opini tentang bahaya narkoba dalam setiap kesempatan pertemuan yang digelar di masyarakat.

Penulis juga demikian, dengan pengetahuan tentang narkoba, penulis selalu mencoba untuk menyisipkan isu-isu narkoba dalam setiap obrolan baik itu di pos ronda ataupun di pengajian hingga acara arisan.

Ini memang dibutuhkan kreativitas untuk aktif menyusupkan isu-isu narkoba. Caranya gini, ketika memang dalam perkumpulan itu belum ada topik yang akan dibicarakan, biasanya penulis langsung nyeletuk, “aduh parah ya, kemaren saya lihat di berita ada sindikat Nigeria ngawini perempuan Indonesia lalu memperalatnya jadi kurir narkoba”. Nah pancingan seperti biasanya ditimpali, dan secara tak sadar itu akan jadi pembahasan yang cukup panjang.

Jika situasinya orang-orang yang sedang ngumpul itu ngomongin masalah memancing, katakanlah. Carilah celah untuk masuk. Contoh : lawan bicara itu ngomong betapa cintanya ia mancing sampai ia lupa waktu dan kadang ia butuh suplemen yang kuat untuk bisa melek jika mancing di malam hari. Saat itulah, kita langsung masuk, dengan ngomongin fakta yang terjadi. Misalnya, “Wah suplemennya harus benar lho pak, jangan kaya si X tuh, yang mau melek semalaman belajar tapi pakai sabu, malah jadi parno lho…ih ngeri pak”. Nah mungkin seperti itulah cara kita membangun opini-opini di ruang obrolan level bawah atau tongkrongan.

 

Komentar Anda

Belum ada Komentar

Login untuk mengirim komentar, atau Daftar untuk membuat akun, gratis dan proses nya hanya 2 menit.