Mahasiswa dan Pelajar Harus Jadi Agen Perubahan

dedihumas bnn

9 years ago

post-19
post-19

Penanggulangan Narkoba membutuhkan kerja keras dari seluruh elemen bangsa ini. Tidak hanya Badan Narkotika Nasional sebagai focal point, namun juga seluruh komponen bangsa, baik dari kalangan instansi pemerintah, swasta, masyarakat, pelajar, seniman, dan lain-lainnya.

Semua komponen bangsa memiliki potensi dan kapasitas yang beragam yang dapat dijadikan sumber daya yang kuat untuk implementasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, atau yang dikenal dengan P4GN di bumi nusantara ini.

Berbicara masalah narkoba, permasalahan kompleks yang masih dihadapi oleh negeri adalah masih adanya tren penyalahgunaan dan  peredaran narkoba yang masih tinggi. Korelasi kedua masalah tersebut berdampak serius pada stabilitas negeri ini. Tidak berlebihan jika kita katakan demikian, karena angka penyalahgunaan narkoba yang tingg serta peredaran narkoba yang subur akan melemahkan potensi bangsa, baik dalam aspek ekonomi, sosial, kesehatan, budaya, dan juga politik sebuah negeri.

Penanggulangan Narkoba Harus Serius

Lantas,  pertanyaan yang muncul adalah langkah apa yang mesti jadi prioritas dalam membendung serbuan para pelaku kejahatan narkoba ini.  Untuk menjawab hal ini, secara konseptual, upaya preventif masih menjadi hal yang harus dikedepankan, dibandingkan upaya represif. Karena pada dasarnya langkah preventif akan jauh lebih murah, ketimbang upaya seperti penegakkan hukum, atau perawatan bagi para korban penyalahguna narkob yang sudah pasti membutuhkan biaya yang tinggi.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, BNN telah melakukan terobosan penting, yaitu mengajak elemen pelajar dan mahasiswa untuk melakukan rencana aksi yang konkret dalam ranah prevensi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembentukan kader di lingkungan pelajar dan mahasiswa cukup  mendapatkan antusiasme yang positif. Melalui para pelaksana di lapangan, BNN terus melakukan pendekatan hingga ke beberapa organisasi pelajar, atau kemahasiswaan. Mereka melakukan sharing, dan bertukar wawasan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Komunikasi yang terjalin dengan baik mendorong para pelajar dan mahasiswa melakukan langkah maju. Tidak sedikit diantara mereka yang membentuk satuan pelajar anti narkoba, atau satuan mahasiswa anti narkoba.

Kader Anti Narkoba Mahasiswa

Peran aktif mahasiswa dalam koridor pencegahan penyalahgunaan narkoba sangat strategis.Tidak bisa dipungkiri lagi, mahasiswa merupakan kalangan intelektual yang sangat berpotensi menciptakan perubahan untuk bangsa ini. Dengan potensi itulah, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam BEM di beberapa universitas di Jabodetabek, untuk turut berkontribusi dalam penanggulangan narkoba.

Kesadaran yang tinggi diperlukan bagi seluruh mahasiswa untuk turut mendukung pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Fenomena penyalahgunaan narkoba di tingkat pelajar dan mahasiswa mutlak harus ditekan, karena dikhawatirkan kebiasaan ini akan dibawa hingga mereka masuk ke dalam dunia kerja.

Data BNN menyebutkan pada tahun 2009 ada 6.276 mahasiswa telah terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itulah, situasi ini harus menjadi perhatian khusus, bagi seluruh mahasiswa sebagai kalangan intelektual muda, untuk mampu menciptakan imunitas diri dalam menangkal rayuan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Kesadaran tinggi diperlukan mahasiswa karena persoalan narkoba bukan hanya masalah penyalahgunaannya, tapi juga ada ancaman lain yang juga tak kalah besarnya yaitu mahasiswa yang dilatih untuk jadi mata rantai sindikat narkoba.

Tahun 2013 lalu, penulis sempat berbincang  dengan sekelompok anak mahasiswa yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba di Bekasi. Mereka begitu nekat karena terbuai dengan rayuan uang, dan juga terjebak dalam kehidupan hedonis. Mereka berawal dari kecanduan narkoba lalu meningkatkan kelasnya untuk menjadi pengedar agar bisa membeli narkoba dan bergaya hidup glamor.

Untuk memberikan kesadaran yang lebih, maka diperlukan pembangunan jejaring yang kuat dengan elemen mahasiswa. Menciptakan jejaring anti narkoba di kalangan mahasiswa memang bukan hal yang mudah. Di tengah kompleksitas eksistensi dan peran mahasiswa dalam percaturan demokrasi, masalah narkoba kadang menjadi isu nomor dua. Tapi hal itu tidak berlaku untuk anak-anak mahasiswaTrisakti yang dengan gigih memperjuangkan unit kegiatan mahasiswa yang focus dalam bidang P4GN.  Di kampus ini telah lahir sebuah divisi yang aktif dalam mencegah penyalahgunaan narkob yaitu Divisi Mahasiswa Anti Narkoba (DMAN). Organisasi kampus ini sudah berkiprah hampir menyentuh angka 6 tahun. DMAN, sangat aktif dalam melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba, dari mulai sosialisasi hingga membangun jejaring di lingkungan mahasiswa baik itu di Jakarta,dan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB.

DMAN patut mendapat apresiasi dari kita, karena mereka konsisten melakukan gerakan nyata untuk menyampaikan kampanye anti narkoba dengan cara mereka.

Pembentukan Kader Anti Narkoba Di Lingkungan Pelajar

sSelain menggarap mahasiswa, BNN membidik pelajar SMP atau SMU untuk menjadi aktif dalam upaya pencegahan. Langkah BNN untuk menguatkan aspek pencegahan di lingkungan pelajar terus dilaksanakan dengan berbagai strategi. Pada tahun 2012 lalu, ada sebuah terobosan yang dilakukan, yaitu dengan menggandeng Forum Komunikasi OSIS Jakarta Timur (FKOJT) untuk menggelar kegiatan pembentukan kader anti narkoba bagi pelajar SMU se-Jakarta.

FKOJT dinilai memiliki potensi yang kuat untuk menjadi perpanjangan tangan BNN dalam memaksimalkan upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) khususnya di lingkungan pelajar.

span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; font-family: "Arial","sans-serif";">Peran FKOJT dalam kegiatan pembentukan kader kali ini cukup besar, karena FKOJT diberikan kepercayaan untuk mengundang rekan-rekan pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta Timur untuk turut bergabung dalam kegiatan pembentukan kader lainnya.

Pelajar dan Mahasiswa Harus Diapresiasi

Upaya pembentukan kader dan optimalisasi pelajar dan mahasiswa dalam kancah penanggulangan narkoba sejak beberapa tahun terakhir, tentu harus diimbangi dengan bagaimana langkah pemerintah untuk terus membuat semangat mereka berkobar.

Penulis melihat aspek apresiasi yang tidak boleh dilupakan. Apresiasi tidak mesti ditunjukkan dengan uang atau hadiah, tapi apresiasi yang hakiki adalah pengakuan dan perhatian akan apa yang sudah mereka lakukan. Penulis pernah bertemu dengan dua kakak adik (atlet wushu) dari Tangerang. Mereka menunjukkan kebolehan gerakan wushu dan kemudian berbagi tips hidup sehat anti narkoba pada anak-anak pelajar dalam sebuah pertunjukkan di Jakarta beberapa tahun silam.

Belum lama juga penulis pernah bertemu dengan sekelompok anak kelas 2 SMA BPSK, di Jakarta Timur yang rajin menyuluh bahaya narkoba di SD dan SMP. Mereka satu tim berbagi tugas, satu orang menyampaikan presentasi, satu orang operator, satu orang bertugas menjadi floor director alias mengomando tepuk tangan dan yel-yel, dan satu orang lagi bertugas mendokumentasikan acara.

Potensi mereka seperti tidak boleh disia-siakan. Mereka adalah pelajar edisi langka dan berkualitas yang perlu dirangkul dan difasilitasi untuk menjadi agen-agen perubahan. Sampai saat ini mungkin kita masih hanya bisa bertepuk tangan dan mengacungkan jempol, tapi pada dasarnya ada hal yang lebih berdampak besar dari itu semua. Mereka perlu mendapatkan panggung yang lebih megah, mereka perlu mendapatkan akses yang lebih luas untuk mengekspresikan semangat positif mereka.

 

Komentar Anda

Belum ada Komentar

Login untuk mengirim komentar, atau Daftar untuk membuat akun, gratis dan proses nya hanya 2 menit.