Ayah Tega Hilangkan Nyawa Gara-Gara Narkoba

dedihumas bnn

9 years ago

post-19
post-19

Berita media masa tentang sang ayah di Makassar yang menghilangkan nyawa anaknya menjadi kabar yang memilukan bagi negeri ini. Apalagi sang ayah ini berada dalam pengaruh narkoba, maka kasus ini harus jadi pembelajaran betapa ganas dan bahayanya narkoba.

Rudi Khaerudin (35),begitulah nama sang ayah yang mengakui dirinya kecanduan narkoba. Dua hari jelang terjadinya pembunuhan, Rudi mengaku mengonsumsi sabu.

Usai menghabisi nyawa anaknya, Rudi sempat kabur ke sejumlah kota, namun sepandai-pandainya penjahat akan tertangkap jua. Rudi dibekuk aparat pada Selasa, 21 Juli kemarin. 

Dari kasus ini, semua masyarakat harus mulai buka mata bahwa narkoba adalah satu-satunya penyakit adiksi yang bisa menghabisi diri sendiri dan juga orang lain. Seperti disampaikan oleh pakar adiksi, Kusman Suriakusumah di berbagai kesempatan, bahwa narkoba berpotensi membuat penggunanya bunuh diri dan juga bunuh orang lain.

Dalam paparan yang sering diberikan juga dalam berbagai ruang diskusi, Kusman  mengatakan bahwa seseorang yang mengalami masalah adiksi atau ketergantungan narkoba, dapat mengalami situasi di mana insting manusianya melemah dan terkalahkan oleh insting hewani yang kian tak terkendali.

Memang belum ada kesimpulan dari tim penyidik perihal keterkaitan antara pengaruh narkoba hingga tindakan penganiayaan oleh sang ayah hingga menimbulkan kematian sang anak. Namun, jika melihat dari rentetan sebelumnya, yang mana sang pembunuh mengaku aktif mengonsumsi sabu, bahkan satu atau dua hari jelang pembunuhan tersebut, dirinya masih mengonsumsi sabu. Artinya, Rudi harus dipastikan melalui pemeriksaan yang intensif apakah ia ketergantungan narkoba jenis sabu dan mengalami gangguan kejiwaan atau  tidak.

Ini kasus yang sangat memprihatinkan dan harus jadi perhatian yang luar biasa, betapa narkoba menebar potensi bahaya. Masyarakat harus sadar dan melakukan tindakan jika narkoba sudah mengancam lingkungan sekitar.

Proteksi dini harus dipupuk dari keluarga sebagai unit terkecil. Pengawasan satu sama lain pun jadi kewajiban yang tak boleh terlupakan. Narkoba tak kenal usia, bisa saja sang ayah, atau sang bunda, atau juga anak-anaknya. Semua bisa terjadi, dan sebagai langkah antisipasi, sebuah keluarga harus terus menguatkan komunikasi. (BK/ diinspirasi dari berbagai sumber)

Komentar Anda

Belum ada Komentar

Login untuk mengirim komentar, atau Daftar untuk membuat akun, gratis dan proses nya hanya 2 menit.