Maknai Hari Ayah : Pelukan Sang Ayah Bisa Hancurkan Mafia Narkoba

dedihumas bnn

9 years ago

post-19
post-19

Tanggal 12 pada bulan yang lalu yaitu di bulan November ternyata punya makna special, karena tanggal ini merupakan momentum untuk para anak menghormati perjuangan hebat para ayah di seluruh dunia. Ya, tanggal ini memang kalah pamor dengan hari ibu yang selalu diperingati pada 22 Desember mendatang. Namun, tentu sosok ayah akan selalu jadi panutan kita dalam menjalani kehidupan.

Nah, dalam momentum hari ayah ini, penulis akan mengetengahkan sosok ayah hebat yang mampu mengembalikan buah hatinya berputar arah dari pecandu narkoba menjadi manusia yang lebih berguna.

Mengenang Perjuangan Hebat Ronny P (alm)

Kekuatan cinta kasih orang tua, terutama ayah, sebagai figur nakhoda rumah tangga bisa membuat sebuah perbedaan yang begitu nyata dalam kehidupan rumah tangga. Berkaca dari sosok Ronny Pattinasarani (Alm), seorang legenda sepak bola Indonesia, yang telah memberikan kekuatan pelukan hangat sang ayah dan terbingkai dalam kasih sayang Tuhan yang begitu besarnya, sehingga menggiring kedua putranya, Benny dan Yerry Pattinasari kembali ke jalan yang cerah, jalan yang tidak terkotori oleh racun narkoba.

Perjuangan tujuh tahun yang begitu berat telah mengorbankan segalanya untuk sang ayah. Tapi pada akhirnya, kepulihan kedua putra sang legenda telah memberikan babak kehidupan baru yang menghadirkan derai senyuman bahagia.

Seperti dikutip dari berbagai testimoni yang disampaikan, Ronny mengatakan, rela untuk kehilangan pekerjaan, rela kehilangan kesenangan, tapi tidak akan pernah rela untuk kehilangan kasih sayang terhadap kedua anaknya.

Setiap pagi, doa yang selalu dipanjatkan kepada Tuhan hanya ada dua, pertama kesehatan dan kedua kesabaran dalam mendampingi kedua anaknya yang terjerat narkoba.

Berbekal cinta kasih yang begitu besar inilah, sang ayah tak kenal lelah merawat kedua putranya agar pulih. Perkataan negatif yang meluncur kepadanya tidak membuat dirinya lelah untuk terus membimbing kedua anaknya.

Seperti itulah wujud the power of care yang bisa membuat kehidupan Yerry dan Benny kembali terang benderang cahaya. Dalam berbagai kesempatan, Yerry mengatakan, pelukan hangat sang ayah bisa membuat bangkrut.

Kutipan indah ini tentu harus menjadi renungan untuk semua orang, terutama orang tua, lebih utamanya lagi para ayah, sebagai kepala rumah tangga. Faktanya memang demikian, ketika anak-anak disentuh dengan kasih sayang tak berbatas, tentu sangat membantu anak-anak yang menjadi korban narkoba untuk kembali bangkit dan pulih dari keterpurukan. Pada saat menapaki titik balik, para penyalah guna anak tegas menolak para bandar yang gencar merayunya dan jika ini masif terjadi, bandar pasti bangkrut.

Figur seorang ayah bisa menjadikan inspirasi bagi anak-anaknya. Bayangkan saja, seorang ayah yang baik pun bisa kecolongan, apalagi ayah yang tidak memberikan teladan bagi keluarganya.

Satu hal yang mesti menjadi perhatian bagi seluruh kaum ayah, bahwa ketangguhan karakter seorang ayah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh kuat pada jiwa sang anak. Ayah yang tangguh, akan menularkan jiwa yang tangguh pula pada anaknya. Namun, hal tersebut juga belumlah cukup, karena masih dibutuhkan nilai-nilai spiritualitas yang tinggi di dalam keluarga. Karena ibarat rumah, spiritualitas adalah fondasi kuat yang menopang sebuah rumah. Sementara kekuatan kasih sayang keluarga akan menjadi atap, yang mampu meneduhkan kehidupan anggota keluarganya.

Kekuatan keluarga harus menjadi perhatian utama seluruh umat manusia yang berada di nusantara tercinta. Keluarga yang tangguh tentu menghasilkan generasi yang tangguh pula. Ribuan bahkan jutaan kilo narkoba pun tak akan mampu menggoda anak bangsa, karena jiwa yang tangguh tentu tidak akan gelap mata atau terjerat tipuan biadab narkoba. Jika ketangguhan keluarga memang benar-benar ada, bandar mau jualan apa??..Mereka hanya bisa meringis dan angkat koper dari negeri ini, semoga..

Ada lagi satu kisah yang membuat penulis terharu, dan hampir serupa dengan kisah keluarga Ronny P, di mana dua puteranya juga terkena narkoba. Bedanya, sang ayah sebut saja pak Fulan, harus kehilangan satu puteranya karena overdosis. Nyawanya tak tertolong, dan meninggal tepat di hadapannya.

Saat itu, ia tak tahu apa yang harus diperbuat. Satu orang putera telah meninggalkan dunia, dan satu lagi tengah kecanduan narkoba. Ia berjuang keras bagaimana caranya untuk menyelamatkan satu orang putranya lagi agar tidak mati sia-sia.

Karena keterbatasan informasi, ia mencari pengobatan ke sana sini. Pengobatan secara medis hingga alternative sudah ditempuh, tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai pada satu titik ia memperlakukan anaknya dengan keras. Tetap saja, ia melihat anaknya masih terkungkung adiksi.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya pencerahan itu muncul. Ia mendapatkan informasi tentang rehabilitasi. Tanpa pikir lama, ia mengirimkan anaknya ke pusat rehabilitasi milik BNN di Lido Jawa Barat.

Sang ayah akhirnya dapat tersenyum lega, ketika sang putera kembali ke rumah dengan jiwa yang kuat dan raga yang sehat.

 

Komentar Anda

Belum ada Komentar

Login untuk mengirim komentar, atau Daftar untuk membuat akun, gratis dan proses nya hanya 2 menit.